Author : Nindya Syefirra Utami (@nindyasfira)
Genre : Romance, Sad
Cast :
Kim Yesung
Lee Yura, etc
Note : DO NOT COPY !!!!
Official Website : http://nindyasyefirrautami.blogspot.com
-Happy Reading -
“Aku mencintaimu” ucap mempelai pria.
“Aku juga mencintaimu” jawab mempelai wanita dengan wajah
berbinar.
Cup, satu kecupan mendarat dibibir merah wanita tersebut.
Pria tersebut langsung memeluk wanita yang baru saja menjadi istrinya tersebut.
“Ingat perjanjian kita !” ucap pria itu dengan nada yang
begitu dingin dan menusuk.
“Arra, aku selalu mengingatnya, kau tenang saja tuan Lee”
jawab wanita tersebut dengan nada tak kalah dingin dan menusuk.
“Jangan pernah tinggalkanku, arra !” ucap pria tersebut sambil
melepaskan pelukannya.
“Ne, aku akan selalu berada disisimu nae nampyeon” jawab
wanita tersebut.
--00—
“Yak, Kim Taeyeon !” teriak seseorang yang sedang berkutat dengan
gamenya.
“Wae ?” bentak Taeyeon yang sedang memasak.
“Ambilkan aku minum, ppali !” ucap pria tersebut.
“Aish” rutuk Taeyeon sebelum ia mengambil segelas air
mineral.
“Ige oppa !” gumam Taeyeon dengan nada malas.
“Yak, bisakah kau sedikit sopan terhadap oppamu yang tampan
ini” gumam pria itu sambil mempause pspnya itu.
“Tampan ? Kukira lebih tampan choco dibandingkanmu” cibir
Taeyeon terhadap oppanya.
“Choco ? Hewan mengerikan milik Lee Donghae, namjachinggumu
? Neo jinja !” rutuk pria itu.
“Sudahlah, aku akan ke dapur, ah chakka ! Jika kau
memanggilku lagi, kau akan mati Kim Yesung !” ucap Taeyeon dengan nada
mengerikan.
--00—
Seorang wanita berparas sangat amat cantik sedang berjalan
dikawasan sungai han. Dinginnya udara malam tak membuat wanita tersebut berniat
untuk meninggalkan tempat tersebut.
Sekilas, senyum kebagahagian terukir di bibir merahnya itu. Mungkin
dikarenakan ia memiliki waktu luang, setelah ia melakasanakan pernikahan sehari
yang lalu.
“Apakah ia akan menepati janjinya ?” gumam wanita itu sambil
bersandar di pagar piggiran sungai han.
“Apakah aku pantas mengharapkan janjinya, sementara aku
telah memiliki suami?” wanita berambut coklat itu menghela nafas berat.
“Sudahlah, mungkin ia lupa akan janjinya” ia membalikan
tubuhnya menghadap sungai yang ada didepannya.
Bip.bip.bip, ponsel wanita bergetar.
“Yeobseo ?” wanita itu memulai pembicaraan.
“...............................”
“Ne oppa, aku akan pulang sekarang”
“...............................”
“Annyeong” tanpa pikir panjang, wanita itu langsung berlari
menuju tempat parkir mobil.
Brukk, ia menabrak seseorang.
“Ah, mianhamnida” gumam wanita itu sambil menundukan
tubuhnya 90 derajat.
“Ah, gwaen,,, Lee Yura ?” lelaki tersebut membelakan matanya
sesaat saat melihat wanita yang ada di hadapannya sekarang.
“Kim Yesung” ucap Yura itu tak kalah senang.
“Bogoshipo, Yura-ah” Yesung langsung memeluk erat tubuh
mungil Yura.
“Nado, Yesungie” Yura mengeratkan pelukannya, tanpa
menyisakan satu celah diantara mereka.
Pertemua ke-dua, setelah 4 tahun lamanya berpisah. Mereka
berpelukan sangat erat, melampiaskan rasa rindu yang mereka pendam. Merasakan
setiap kehangatan yang diberikan oleh lawan jenisnya masing-masing.
“Mianhae” Yura melepaskan pelukanya lalu menundukan
kepalanya.
“Wae ?” tanya Yesung.
“Mianhae” ucap Yura lagi dengan nada bergetar.
“Wae? Malhae” pinta Yesung dengan nada lembut.
“Mi...mi...mian” kali ini air mata Yura tak bisa terbendung
lagi, mengeluarkan butiran kristal dari pelupuk mata hazelnya.
Yesung menarik tengkuk wajah Yura agar ia bisa melihat wajah
Yura. Wajah Yesung berubah menjadi mencelos, ketika melihat air mata yang
keluar dari kedua pelupuk mata Yura. Ia tak tahu apa yang ia harus lakukan
sekarang.
“Uljima” Yesung menempelkan kedua ibu jarinya tepat dipipi
Yura, menghapus setiap butiran air mata yang keluar dari wajah cantik
sahabatnya itu.
“Yesung-ah, mianhae” air mata yang tadi telah reda, kembali
keluar.
“Uljima, Yura-ah, jebal” Yesung kembali memeluk Yura,
membiarkan berjuta butiran air mata membasahi mantel hitam yang sedang ia
gunakan.
“Yesung-ah” Yura melepaskan pelukannya.
“Malhaebwa!” pinta Yesung kembali.
“Aku telah menikah” ucap Yura dengan nada sangat amat pelan.
Bagaikan diserang beribu-ribu volt arus listrik, ia hanya
bisa menatap nanar wajah Yura. Manampilkan ekspresi sangat amat tertekan.
Wanita yang ia tunggu selama 4 tahun bahkan lebih, telah menikah. Ingin sekali
ia berteriak saat ini juga, melampiaskan semua emosi yang ada di benaknya.
Tetapi, sekalipun ia harus berteriak, keadaan tak bisa kembali seperti semula.
“Kkauu....” lirih Yesung.
“Mianhae, Yesung-ah, aku terpaksa” gumam Yura.
“Sudahlah, lebih baik kau pulang. Kau tak kasihan terhadap
suamimu yang mungkin sekarang sedang menunggumu?” Yesung mencba menetralkan
suasana, walau pun suasana hatinya sangat kacau.
“Ne, arasseo” gumam Yura.
Dengan langkah gontai Yesung meninggalkan Yura yang masih
berdiri mematung sambil melihat puggung Yesung yang perlah menghilang.
Tes..tes..tes.. gerimis turun membasahi Kota Seoul. Yura
masih bediri mematung, membiarkan hujan membasahi dirinya, membiarkan air
mengalir di tubuhnya, berharap air tersebut mengalir dengan membawa masalahnya.
Ia sudah cukup penat dengan semua masalah yang dihadapinya, jika memungkinkan
ia lebih memilih mati dibandingkan hidup dengan masalah-masalah yang
dihadapinya.
“Yura!” seseorang menghampiri Yura.
“Yura, sadar ! Ini aku Yesung, aku akan terus berada di
sampingmu” gumam Yesung sambil mengusap wajah Yura yang terkena air hujan.
“Hujan semakin deras, lebih baik kita berteduh di halte itu”
Yesung menarik Yura menuju halte di seberang jalan.
Tubuh Yura bergetar hebat, bibirnya membiru, dan kulitnya
berubah menjadi pucat. Ia melipatkan kedua tangannya tepat di atas perutnya.
“Kau kedinginan” gumam Yesung. Ia melepaskan mantel yang ia
gunakan, lalu memakaikannya ke pundak Yura.
“Gomawo” gumam Yura. Ia memejamkan matanya sejenak, merasakan
setiap kehangatan dari mantel yang ia gunakan.
Grepp, Yesung memeluk tubuh Yura. Mencoba memberikan sedikit
kehangatan pada tubuh Yura. Yura memejamkan matanya saat Yesung memeluk
tubuhnya. Hangat, itulah yang ia rasakan saat ini. Tubuh Yesung mampu membuat
suhu dalam tubuh Yura berubah 180 derajat.
Tanpa sengaja pandangan Yesung bertemu dengan mata hazel
milik Yura. Perlahan Yesung mendekatkan wajahnya ke wajah Yura. Yura merasakan
deru nafas Yesung yang sangat hangat. Kemudian Yesung membelai lembut pipi Yura,
sementara ibu jarinya membelai bibir bawah Yura dengan amat lembut. Ada
perasaan lain saat Yesung menyentuhnya (Yura). Kali ini Yura bisa merasakan
sengatan disetiap sentuhan Yesung yang membuatnya memejamkan kedua matanya.
Yura merasakan sensasi basah pada bibirnya. Semua itu karena
Yesung mencium bibir Yura dengan lembut. Tangannnya masih terus membelai kedua
pipi Yura, beralih pada tengkuk dan menekannya. Ciuman kali in membuat Yura
melayang, bagaikan beribu-ribu kupu-kupu terbang di perutnya. Yesung melepaskan
ciumannya, membuat Yura membuka kedua matanya yang tertutup rapat sejak tadi.
“Mianhae” ucap Yesung canggung.
“Ngg, gwaenchana” jawab Yura kebingungan.
“Hujan belum reda” gumam Yesung.
“Ne” jawab Yura singkat.
“Kau masih kedinginan ?” tanya Yesung.
“Anni, sudah lebih hangat” Yura tersenyum simpul.
“Ngg, Yura-ah” nada Yesung berubah menjadi serius.
“hmm?” Yura membalikan kepalanya ke arah Yesung.
“Kau cinta, maksudku kau cinta terhadap suamimu ?” tanya
Yesung.
“Anni, sudah ku katakan jika pernikahan ini didasari dengan
paksaan”
“Arra, geunde, apakah kau masih menyimpannya ?”
“Menyimpannya ?” Yura belum mengerti maksud dari pertanyaan
Yesung.
“Kata ‘nado saranghae’ saat kau akan kembali ke busan”
Yesung mencoba memberi gambaran pada Yura.
“Oh, apakah aku tak terlihat mencintaimu?”
“Anni, aku tahu kau masih menyimpannya, saranghae Lee Yura”
Yesung kembali memeluk tubuh Yura.
“Nado” jawab Yura singkat.
“Ehm, Yesung-ah” Yura menggenggam pergelangan tangan Yesung.
“Hmm ?” Yesung membalas genggaman tangan Yura.
“Maukah kau menungguku ?” tanya Yura dengan tatapan pasti.
“Kau hanya menunggu selama 29 hari kedepan, setelah itu
keadaan akan kembali normal” lanjut Yura.
“Aku akan menunggumu, walaupun aku harus menunggu selama
seribu tahun, kerena aku yakin, kau adalah jodohku” gumam Yesung yang sukses
membuat pipi Yura bersemu merah.
“Tetapi, apakah kau bisa bepegang pada satu tiang ?” tanya
Yesung.
“Kau harus percaya padaku, jika tidak hatiku akan semakin
sakit” Yura lalu memeluk Yesung kembali.
--00--
“Oppa !” panggil wanita itu dengan nada manja.
“Wae ?” tanya lelaki yang sedang sibuk berkutat dengan benda
elektronik dihadapannya itu.
“Ya, oppa ! Bisakah kau menyimpan benda terkutuk itu sejenak
?” gerutu wanita tersebut sambil berkacak pinggang di samping sofa.
“Ne, arata” lelaki itu langsung menyimpan pspnya.
“Wae ? Cha, duduk di sini !” gumam lelaki itu sambil menepuk
sofa yang masih belum terisi.
“Oppa, aku merindukanmu” wanita itu langsung berbaring di
atas paha lelaki itu.
“Taeyeon-ah, mengapa kau menjadi manaja seperti ini ?
Bukankah setiap hari kita selalu bertemu, hmm ?” lelaki itu menundukan
kepalanya sembari melihat wajah adiknya itu yang menurutnya sangat amat mirip
dengannya.
“Oppa, Donghae memutuskan hubungannya denganku, eottokhae ?”
mata onyxnya mulai berkaca-kaca.
“Taeyeon-ah, uljima” Yesung mulai menghapus air mata yang
keluar dari mata Taeyeon.
“Oppa, eottokhae ?” air mata Taeyeon semakin mengalir deras.
“Gwaenchana, lelaki di dunia ini banyak Taeng, kalau kau
mau, aku bisa menjadi namjachingumu” kelakar Yesung yang disambut dengan
cubitan Taeyeon di pinggangnya.
“Aish, appotanika” Yesung menahan pergelangan tangan Taeyeon
yang masih usil mencubit pinggang Yesung.
“Ehm, mengapa Donghae memutuskanmu ?” Yesung mulai curiga
dengan pernyataan Yesung.
“Dia telah menikah oppa” mata onyxnya memandang Yesung
dengan tatapan sendu.
“Menikah ? Dengan siapa ?” Yesung mulai penasaran, ia takut
jika perkiraannya benar.
“Yura, Lee Yura” gumam Taeyeon dengan raut wajah semakin
sendu.
“Mwo? Lee Yura?” Yesung membelakan matanya.
“Nde” Taeyeon mengelus pipi Yesung dengan telapak tangannya.
“Aku rindu Donghae oppa” lirihnya..
“Kau bisa menganggapku Donghae, saengi” Yesung melepaskan
tangan Taeyeeon dari pipinya, lalu tersenyum simpul, walau pun hatinya sedang
tak bisa dikompromi dengan kenyataan yang ia harus hadapi saat ini.
--00--
“Lee Donghae-ssi” gumam Yura yang sedang duduk di sebuah
tempat makan.
“Wae ?” tanyanya singkat tanpa melihat siapa orang yang
sedang berbicara di depannya.
“Apakah kau masih akan tetap bertahan ?” Yura menggigit
bibir bawahnya tanda ia gugup dan takut akan jawaban Donghae.
“Ne, hanya tinggal 28 hari lagi, kau tak usah khawatir, aku
akan memberikan surat cerai tepat pada tanggal 30” jawabnya sambil terus
memperhatikan ponsel yang sedang ia pegang.
“Oh, ne” lirihnya, kembali menunduk sambil menunggu pesanan
datang.
“Lee Yura !” teriak seseorang yang baru memasuki tempat
makan tersebut.
Yura langsung membalikan tubuhnya, mengarah pada sumber
suara “Yesungie” gumamnya sambil tersenyum.
“Yak, oppa ! Lepaskan genggamanmu ! Appo” rutuk seseorang
yang sedari tadi berada di belakang tubuh Yesung.
“Mian” Yesung langsung tertawa garing dan mendorong wanita
itu agar dapat berdiri sejajar dengannya.
“Yesungie, nuguseo ?” tanya Yura dengan hati-hati.
“Ah, perkenalkan, choneun Taeyeon imnida” ucapnya sambil
menundukan tubuhnya.
Mendengar kata ‘Taeyeon’ lelaki yang sedari tadi bekutat
dengan ponselnya, langsung membalikan tubuhnya menghadapkan wajahnya ke arah
sumber suara. Lelaki itu langsung membelakan matanya, melihat Taeyeon yang tak
lain adalah mantan kekasihnya, sedang berdiri dihadapannya.
“Taeng” tanpa sadar lelaki itu langsung mengeluarkan
suaranya.
“Op...oppa....” lirih Taeyeon dengan mata yang hampir
berkaca-kaca.
“Mianhae” lirih lelaki itu.
“Gwaenchana” jawab Taeyeon dengan senyum hambarnya.
“Ah, Donghae-ah, Yura-ah, bisakah kami bergabung dengan anda
?” ucap Yesung menetralkan suasana.
“Ah, ne” jawab Donghae.
--00--
30 hari kemudian
“Yesungie” teriak seseorang yang sedang berlari menuju
taman.
“Ah, Yura-ah” teriak Yesung dengan senyum yang mengembang di
bibirnya.
Grepp, Yura langsung memeluk tubuh jangkung Yesung.
“Bogoshipo” ucapnya sembari mengeratkan pelukannya.
“Nado” Yesung memejamkan kedua matanya, menghirup aroma
parfume khas milik Yura, yang menurutnya sangat amat menenangkan.
“Saranghae, Lee Yura” ucap Yesung, lalau mengecup dahi Yura.
“Nado, saranghae Kim Yesung” balas Yura.
Yesung menggenggam telapak tangan Yura, lalu menautkan
jemari mereka.
“Mulai saat ini, aku akan menjagamu hingga ajal menjemput,
ara ?” ucap Yesung.
“Ne, aku akan pegang janjimu, Kim Yesung” ucap Yura.
“Saranghae” ucap Yesung, lagi.
“Yak! Bukankah kau telah mengatakannya ?” tanya Yura.
“Apa peduliku, saranghae saranghae saranghae” jawab Yesung
sembari mengacak-acak rambut Yura.
“Arra, mmm apakah kau tak ingin melamarku ?” tanya Yura
ragu.
“Melamar ? Untuk apa ?” Yesung menautkan alisnya.
“Ah, lupakan !” Yura menghembuskan nafas beratnya lalu pergi
meninggalkan Yesung, mungkin karena ia kesal dengan jawaban yang dilontarkan
oleh kekasihnya itu.
“Chakkaman” ucap Yesung sambil memegang pegelangan tang
Yura.
“Wae ?!” ucapnya dengan nada kesal.
“Igeo” Yesung menyerahkan setangkai bunga mawar merah.
“Omo, Yesungie” ucap Yura sembari menatap fokus bunga yang
sedang di genggam oleh Yesung.
“Ini untukmu Yura-ah, dan.....” Yesung mengambil suatu benda
yang ada di sakunya.
“Jari indahmu lebih baik diihasi oleh benda ini” ia lalu
memasangkan cicin pada jari manis Yura.
“Will you marry me, Yura ?” ucap Yesung sembar memegang
pegelangan tangan Yura yang sedang memegang setangkai bunga mawar.
“Aku...aku...” air mata Yura membendung di kedua pelupuk
matanya.
“Aku...” tes, tes, butiran bening itu akhirnya keluar.
“Uljima, Yura-ah” Yesung menghapus kedua air mata yang keluar
dari pelupuk mata Yura.
“Kau tak usah menjawabnya” lanjutnya.
“Karena aku yakin, kau akan menerimanya” Yesung lalu memeluk
Yura.
--00--
‘Yura-ah, ini bagaikan mukjizat bagiku, bagimu. Do’a-ku
selama ini terkabul. Terimakasih Tuhan, Kau telah mengrimkanku seseorang
pendamping hidup yang begitu sempurna. Aku berjanji akan selalu menjaganya,
melindunginya, dan hidup bersama selamanya hingga ajal menjemput. Saranghae Lee
Yura, Yesongwonhi’ gumam yesung dalam hati.
‘Yesung-ah, terima kasih atas semua penantianmu dan
kepercayaanmu selama ini. Semua ini bagaikan mimpi bagiku. Aku tak tahu
bagaimana hidup kita di masa depan, apakah cerah atau suram. Tetapi, hanya
denganmu aku bisa melewatinya. Kita lewati terowongan yang gelap itu menuju
titik terang. Aku yakin kau bisa menuntunku ke titik terang tersebut. Saranghae
Kim Yesung, Yeongwonhi’ gumam Yura dalam hati.
-Fin-
Note : Ditunggu Commentnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar