Title : Love Really Hurts
Author : Nindya Syefirra Utami (@nindyasfira)
Genre : Romance, Sad, Commedy (?), nc 17
Cast : Kim Jong
Woon, Nindya Park
Support Cast : Cho
Kyuhyun, Tiffany Hwang, Ga Yoon, dll.
Length : 14 lembar Ms. Word
Note: Hasil murni pemikiran author, mohon jangan di copy !!!
Nindya’s Quote
Please, look at me!! Lihat, lihatlah aku yang selalu
menunggumu, menunggu sampai kau membalas perasaan ini, menunggu agar engkau
bisa menjadi milikku. Jangan pernah kau tanyakan berapa butiran air yang keluar
dari mataku, karena kau tak dapat menghitungnya. Terlalu sakit untuk kau
rasakan.
Jongwoon’s Quote
Maaf aku tidak bisa melihatmu, perasaan ini bagaikan udara
yang hampa, aku tidak bisa merasakan. Beri waktu untuk aku, agar aku dapat
merasakan apa yang kamu rasakan.
Nindya POV
Dunia ini terasa sempit, mengapa aku harus satu sekolah lagi
dengannya ? Mengapa harus dengan dia ? Jika kala itu aku mengikuti nasihat
kedua orang tuaku, mungkin aku akan berpisah dengan dia dan rasa sakit ini,
bisa hilang. Mengapa aku harus terobsesi olehnya ? Namja bernama Kim Jong Woon.
Selama aku duduk di bangku JHS, dia tak pernah sedikit pun melihatku. Aku
bagaikan bayangannya, yang selalu mengikutinya tanpa ia lihat.
Hari ini, aku memasuki kelas ku, ya aku ini murid dari SM
High School. “Hai Annyeong hasseo” kataku memberi salam kepada Kyuhyun. “oh,
annyeong chagiya” katanya. “Mwo ?? Chagi ?? Aish jinja” kataku. “Yak, chagiya,
kita kan anak theater, harus membangun chemistry antara kita” katanya. “Up to
you” kataku, aku langsung duduk di bangku-ku. Cho Kyuhyun adalah temanku dalam
kelas theater, entah mengapa, aku dan dia selalu dijadikan pasangan dan aku
juga gampang untuk membuat chemistry dengannya.
“Nindya-ya” kata sahabatku Tiffany. “Oh, fanny-ya”kataku. Ia
langsung duduk di sebelah bangku-ku. “Nindya-ya, hari yang baru, harusnya kau
punya namja chingu baru” sahut Fanny. “hmmm” jawabku asal. “Yak, Nindya-ya,
dengarkan aku!” bentaknya. “Ne, waeyo ?” kataku. “mmm, Nindya-ya apakah kau
masih ingin mendapatkan Jongwoon-ssi ?” dia bertanya. “Itu pasti, waeyo?”.
“Aingoo, nindya paboya. Masih banyak namja diluar sana yang lebih tampan
darinya” katanya memberi nasihat. “Apa peduliku” sahutku santai. “Apakah kau
tidak berpikir ? 3 Tahun lalu kau membiarkan dirimu lajang demi lelaki itu ?
Paboya. “Aku tak mendengar” kataku keluar kelas.
-----------------------------------
1 Bulan Kemudian
Kulihat, Jung Seonsengnim menempelkan hasil ujian di depan
sekolah, semua murid berdesak-desakn agar bisa melihat nilai tersebut. Setelah
kosong, aku segera menuju papan pengumuman tersebut, Jleb kaki ku tak bisa
digerakan. Kulihat seseorang yang sangat aku sayangi sedang berada disampingku,
entah mengapa saat melihatnya air mata ini sulit untuk ditahan, dadaku sesak
dan kakiku serasa kaku. Ia mengenakan jaket berwarna biru, sungguh tampan
bagiku. Setelah ia lewat, tubuhku langsung ambruk tanpa tenaga dan air mata ini
turun dengan sendirinya. “Nindya-ah gwaenchana ?” kata Fanny. “Ne, Gwaenchana”
kataku. “Karena Jongwoon?” tebaknya, aku hanya diam. “Don’t be cry my dear, ill
be there for you, mulai sekarang kau harus melupakan namja tersebut, buang
namja tersebut dari kehidupanmu, lihat! Sudah berapa juta butiran air mata yang
kau keluarkan sejak bertemu dengan dia ? Apakah dia merespon ? NO chagi”
katanya sambil mengusap air mataku. “Ne Arraseo” kataku. Ia pun membantuku
berdiri, dan memapahku menuju kelas.
Seperti biasa, aku pulang dengan menaiki bus, namun aku
harus berjalan kaki terlebih dahulu agar sampai ke halte. Cuaca hari ini sangat
tidak bersahabat. “hmmm, andai saja ada seorang prince yang tiba-tiba
menawarkanku agar naik motor dengannya” gumamku dalam hati. Brumm Brumm suara
motor dari arah belakang, kulihat Jongwoon yang mengendarai motor tersebut,
melewatiku dengan santai tanpa memperdulikanku yang sedang jalan. Jleb, hatiku
seperti disayat-sayat, apakah dia tidak melihatku ? kapan dia akan melihatku ?
Benar apa yang dikatakan Fanny, aku harus melupakan dia, tapi bagiku sangat
susah, karena aku menyayanginya, bukan mencintainya. Brukk, tubuhku jatuh
ditengah jalan dan hujan tiba-tiba turun dengan deras. Mengapa cuaca hari ini
sama dengan cuaca hatiku ? gumamku dalam hati. Kudengar suara klakson mobil
dari belakangku, namun aku abaikan. Setelah 5 menit, tubuhku terjatuh diatas
tanah.
Aku mengerejapkan mataku, kulihat sekelilingku, Mwo ? ini
kamar siapa ? “Kau sudah bangun ?” kata seseorang. “ Cho Kyuhyun” kataku. “Ne,
tadi aku menemukanmu tidaksadarkan diri ditengah jalan, jadi aku bawa kau ke
rumahku, mianhae” katanya polos. “Gwaenchana, gomawo kyu” kataku. “Makan
dahulu, setelah itu aku antarkan ke rumahmu” sarannya.
---------------------------------
Tak seperti biasanya, di sekolah aku mendengarkan music
menggunakan headset sambil menumpu-kan daguku pada atas meja. Tiba-tiba ada
yang memegang pundakku secara lembut, “nindya-ya gwaenchana ?” kata Kyuhyun.
“Gwaenchana” kataku tersenyum kecut. Tiba-tiba 2 pengawal kyuhyun, Ryeowook dan
Sungmin datang. “Nindya-ya kau galau” kata Ryeowook. “Nindya-ya tenang,
Jongwoon ada di kelasnya” kata Sungmin dilanjut dengan gelaktawa mereka. BRAKK
aku memukul meja “Kalian, berhenti !! Aku muak dengan ocehan kalian” aku
langsung berlari keluar kelas. “Nindya, tunggu” kata Kyuhyun menyusulku. Aku
dan Kyuhyyun berhenti di depan lapangan basket. “Kyu-ah waeyo ? Mengapa aku tak bisa mendapatkjan hatinya ? Mengapa dia tak pernah melihatku ? Mengapa dia
selalu cuek ?” tangisku pecah. “Gwaenchana nindya-ah, aku akan selalu
mendukungmu” kata Kyuhyun sambil menghapus air mataku. Aku pun bersandar di
pundaknya.
-----------------------------------
6 bulan kemudian
Kini aku menjadi Nindya yang berbeda. Aku mulai melupakan
Jongwoon. Tetapi tetap saja, ketika ia lewat air mataku akan keluar namun akan
ku tahan, dadaku tetap merasa sesak, dan kaki ku terasa kaku. Hati ini ? aku
mulai melupakannya karena Cho Kyuhyuh. Dengan candaannya, aku sedikit
melupakannya. “Chagiya, mau pulang ? aku antar ?” kata Kyu. “Yak, aku bukan
yeojamu, nanti Jessica marah jika ia melihat kita” kataku. “Aniyo, gwaenchana.
Ia cukup pengertian, karena dia tahu jika kamu adalah sahabatku” katanya. “Ne”
aku pun menaiki motornya. “Kyu-ah tunggu” kataku. Sreek aku tak bisa menahannya
lagi, airmata ini jatuh dengan sendirinya, dan dada ini terasa sesak kembali.
Setelah melihat Jongwoon membonceng seorang yeoja. Aku menangis di punggung
Kyuhyun. “Chagiya, waeyo?” katanya. “Tak apa, ayo jalan” kataku sambil
menghapus airmata ini.
Sesampainya di rumah, “Nindya-ah, aku tahu kau gadis yang
sangat kuat, selama 5 bulan terakhir kau mampu menahan air matamu. Namun jika
kau ingin menagis, menagislah” kata Kyuhyun. Aku pun lagung menangis di pundak
kyuhyun sampai kemejanya basah karena tangisanku. “Sudah ?” katanya. “Ne, Kyu-ah gomawo” kataku langsung
menuju rumah. “Changkaman, nindya-ah kalau kau ingin menangis jangan
sungkan-sungkan datang kepadaku. Dengan senang hati aku akan meneriama setiap
keluh kesahmu, bahkan tangisanmu akan ku terima” katanya. “Kyu-ah neomu gomawo”
kataku. “jangan merusak wajahmu dengan tangisanmu, kau itu cantik” katanya.
“Aish, im ugly, kyu-ah neomu neomu gomawo, saranghae my chingu, annyeong”
kataku.
-----------------------------------
3 tahun kemudian
Tepat hari ini, aku lulus dari SM High School. Namun,
kulihat wajah Kyuhyun murung. “Kyu-ah waeyo ?” kataku. “Huwaaaa, chagiya,
Jessica memutuskanku” katanya sambil memelukku. “Aigoo, hey kyu-ah saatnya
bersenang-senang. Masih banyak yeoja diluar sana. Come on baby, cari yang lebih
baik dari pada Jessicamu itu” kataku. Dia pun tersenyum. “Gomawo chagiya,
~~CHU~~ dia mencium pipiku. “Selamanya kita bersahabat, ne ?” katanya. “Ne,
forever” kataku.
Aku melihat Jongwoon sedang berdiri belakang aula. Aku
menghampirinya. Ini pertama kalinya aku berbicara padanya selama aku
menyukainya. Aku memberanikan diri untuk bicara padanya. “Jongwoon-ssi, bisa
kita bicara ?” kataku. “mmmm, ne” katanya ragu. Aku membawanya ke taman. “mmm,
Jongwoon-ssi, gomawo” kataku. “Un un un tuk?” katanya gugup. “Jangan sela aku,
gomawo , karena kau telah menjadi satu-satunya namja yang selama 6 tahun
terakhir aku sukai. Gomawo karena kau telah mau menjadi objek perasaanku walau
pun kamu tak pernah membalasnya. Kau tak akan pernah tahu apa yang aku rasakan.
Sekali lagi gomawo Jongwoon-ssi dan Saranghaeyo” kataku.
~~CHU~~ aku mengecup pipinya. Ia terlihat kaku saat aku
kecup pipinya. “Sekali lagi, kau tak akan pernah tahu apa yang aku rasakan.
Rasa sakit lebih mendominasi selama 6 tahun terakhir, kau tak akan pernah tahu
sebesarmana pengorbanan seorang Nindya untuk mendapatkan hatimu. Namun, kali
ini aku akan melepaskan mu dari hatiku. Oh, Jongwoon-ssi, aku akan pergi ke
Paris untuk kuliah. Semoga aku bisa melupakanmu Jongwoon-ssi, Annyeong” kataku
sambil bercucuran airmata.
---------------------------------
Jong Woon POV
~~CHU~~ dia mengecup pipiku. Saraf-saraf di dalam tubuhku
seakan-akan berhenti, dan jantungku berdebar-debar. Mengapa rasanya berbeda
saat Yuri mengecup pipi ku. Kecupan ini begitu hangat dan memiliki banyak makna
yang aku tidak ketahui.
-Flash Back-
“Jongwoon Oppa, saengil chukka hamnida” kata Yuri. “Gomawo,
Chagi” kataku. “Kau tak membawa sesuatu untukku ?” lanjutku. “Close you're
eyes” kata Yuri. ~CHU~ ia mengecup pipiku. Aku langsung tersenyum dan mengecup
pipinya.
Dan
“Jongwoon oppa, mianhae kita harus berpisah. Orang tuaku
telah menjodohkanku. Perlu kau ketahui, hatiku hanya untukmu, saranghaeyo” kata
Yuri ~CHU~ ia mengecup pipiku.
-Flash Back End-
“Sekali lagi, kau tak akan pernah tahu apa yang aku rasakan.
Rasa sakit lebih mendominasi selam 6 tahun terakhir, kau tak akan pernah tahu
sebesarmana pengorbanan seorang Nindya untuk mendapatkan hatimu. Namun, kali
ini aku akan melepaskan mu dari hatiku. Oh, Jongwoon-ssi, aku akan pergi ke
Paris untuk kuliah. Semoga aku bisa melupakanmu Jongwoon-ssi, Annyeong” katanya
sambil bercucuran airmata. Aku ingin sekali menghapusnya, namun tak bisa. Ia
pun menghilang dari hadapanku.
-Flash Back-
“Jongwoon-ssi” Kyuhyun datang menghampiriku. “Wae?” kataku.
“Tolong dengarkan omonganku, kau tahu kan kalau nindya suka terhadapmu ?
Bisakah kau sedikit meresponnya ? Kau tahu, seberapa besar pengorbanannya untuk
mendapatkan mu ? Penah dia tidak makan sehari semalam, karena melihatmu jalan
dengan seorang wanita. Bahakan saat ranking dia turun menjadi 26, dia sangat
tertekan. Aku belum pernah melihat dia sesedih dan setertekan itu saat
rankingnya turun, dia menangis sejadi-jadinya. “mungkin karena aku terlalu
memikirkan Jongwoon” katanya dibalik isakannya. Tetapi setelah aku memberitahu
jika rankingmu dan rangkingnya sama dia langsung tersenyum, senyum yang begitu
berarti, senyum tanda kebahagiaan, senyum tanda ketulusan, aku tak pernah
melihat dia tersenyum secerah itu” katanya. Namun, aku tak terlalu
menganggapnya.
Saat JHS
“Saengil chukkae hamnida nae chingu” kata Leeteuk sambil
memberikan sebuah jam tangan. “Gomawo” kataku. “Itu dari Nindya kan ?” kata
Kang-in. Semua mata tertuju pada Kang-in. “Jinja ?” kataku mulai emosi. “mmmm,
mo mo mollayo” kata kangin gugup. PRANGG ku lempar jam tangan tersebut.
“Jongwoon-ah, terimalah kado dari kami jebal” kata Leeteuk. Aku langsung
mengambil tasku dan pulang ke rumah. Saat pulang, kulihat seseorang dibalik
tembok toilet menangis sejadi-jadinya. Ku intip dan ternyata wanita, jika aku
lihat, rambutnya seperti Nindya tapi kulitnya seperti Jiyeon. Aku pun pulang ke
rumah.
Keesokan harinya, aku datang pagi ke sekolah. Kutemukan jam
tangan tersebut, lalu ku masukan ke dalam tas.
-Flash Back End-
Tubuhku langsung lemas mengingat kejadian tersebut. “Ne, aku
memang tidak merasakan apa yang kamu rasakan, tetapi aku akan mencoba merasakan
apa yang kamu rasakan” gumamku.
Setelah sampai rumah, aku langsung mencari sebuah benda.
Yap, kalian pasti tahu, itu adalah sebuah jam tangan pemberian dari Nindya.
Seseorang yang telah aku sia-siakan. Dalam lubuk hati yang terdalam aku sangat
menyesal, mengapa saat itu aku tidak peka terhadap perasaannya ? Cha, akhirnya
kutemukan jam tangan tersebut. Itu akan menjadi saksi bisu pengorbanan cintamu
Nindya-ssi. “Nindya-ssi, gomawo” lirihku.
------------------------------
“Nindya-ya, kau di panggil oleh tuan Park” kata bibi Yoon.
“Ne, tunggu sebentar” kataku sambil merapikan kasurku.
“Appa, waeyo ?” kataku langsung duduk di depan meja makan,
karena saat itu jam makan pagi. “mmm, Nindya Park” ucap appa terputus. “hmm ?”
gumamku. “Lebih baik kau tak usah pergi ke Paris siang nanti” kata appa. “Mwo ?
Andwae” teriakku keras. “You can’t” kata appa tegas. “Waeyo appa ? waeyo ?”
kataku dengan air mata di mataku. “Karena kau akan kami jodohkan” kata Appa.
Brakk aku memukul meja makan. “Andwae” kataku. “Aku ingin kuliah” lanjutku.
“Turuti perintah appamu, nak” kata eomma. “Andwae eomma” bentakku. PLAK
tamparan appa berhasil mendarat di pipiki. “Ap..ap..appa” lirihku. “Pergi ke
kamarmu cepat” kata appa membentak. Aku pun langsung pergi ke kamar dan
mengurung diri di kamar.
Tuk tuk tuk, seseorang mengetuk pintu kamarku. “Chagi, boleh
eomma masuk?” kata eomma lembut. Namun tak ku jawab. Ia pun langsung masuk ke
kamarku dan duduk di sampingku. “Chagiya” lirih eomma. Aku tetap menangis. “Kau
tahu jika appa mu tak bisa di bantah ? Turutilah chagi-ya. Kau bisa melanjutkan
kuliah di Korea, tidak harus di Paris” kata eomma. “Tapi eomma” jawabku
menggantung. “mmm, chagiya. Kau tahu siapa yang akan dijodohkan dengan mu ?”
tanya eomma. Aku menggelengkan kepala. “Mungkin kau tahu, karena dia adalah
temanmu di SHS, namanya Kim Jong Woon”kata eomma. “Mwo? Jongwoon ? Andwae”
kataku langsung berdiri di hadapan eomma. “Waeyo chagi ?” kata eomma. “Andwae”
kataku mundur dengan langkah ketakutan. “Pokoknya, kau harus menerimanya” kata
eomma sambil meninggalkan kamarku. Aku pun terus mundur dengan ketakutan sampai
aku berjongkok dengan sandaran tembok. “Mengapa harus Jongwoon ? Mengapa ?
Mengapa ?’’ kataku. Buliran air mata ini kembali jatuh.
--------------------------------------
Jongwoon POV
“oh, Jongwoon-ssi, kau sudah datang ?” kata Nindya eomma.
“Ne” kataku tersenyum. “Ayo ikut eomma ke dalam” kata beliau. “Ne ahjuma”
kataku. Ahjuma mengetuk pintu tersebut, namun tak kunjung ada jawaban. Aku pun
membuka pegangan pintu tersebut, dan kulihat seorang yeoja yang mulai aku
sayangi sedang tergerletak di pojok kamar. “Chagiya” teriak ahjuma.
“Jongwoon-ssi, tolong angkat anakku” kata ahjuma tersebut panik. “Ne” kataku.
Aku pun mengangkat Nindya. “mmm, ahjuma. Lebih baik kau tunggu di rumah, aku
akan membawa Nindya ke rumah sakit, percayalah padaku” kataku. “Ne, Jongwoon-ah
aku percaya padamu”. Aku pun bergegas menuju rumah sakit.
Aku terus menunggu Nindya, namun tak kunjung sadar. “Uh”
kudengar yeoja yang terbaring dihadapanku bersuara. “Nindya-ssi, kau sudah
sadar ?” kataku tersenyum. “Aku dimana ?” tanyanya. “Kau di rumah sakit”
jawabku. “Mwo ? Jongwoon-ssi, mengapa kau di sini ?” tanyanya dengan nada
tinggi. “Wae ? kau tahu aku itu calon suami mu” kataku santai. “Mwo ?? Andwae”
katanya berteriak. PLAKKK satu tamparan mendarat di pipiku. “Jangan kau ulangi
perkataanmu tadi, aku muak” katanya sambil melepas infusan yang berada di
tangannya. Ia pun langsung berlari ke luar rumah sakit. Aku langsung
mengejarnya “Changkaman Nindya-ya” kataku. Ketika aku akan meraih tangannya.
Kyuhyun datang menghampirinya. “Nindya-ah” kata kyuhyun. “Kyu-ah aku tidak ….”
Burukk ia tidak sadarkan kembali.
“Nindya-ah” teriak kyuhyun. Ia langsung meraih nindya, dan langsung
memangkunya ke dalam kamarnya. Aku pun mengikuti mereka dengan keadaan cemas.
“Kyu-ah gwaenchana ?” kataku. “Ah, Jongwoon-ah kau ada di
sini ?” tanyanya. “Ne” kataku. “Dokter sudah menanganinya” katanya. “Ne, kau
mau pulang ?” tanyaku. “Ani aku aka menunggu Nindya sampai ia sadar". Aku
langsung keluar dari ruangannya, menunggunya di luar ruangan.
Nindya POV
“Kyu-ah” kataku mulai tersadar. “Nindya, gwaenchana ?”
tanyanya khawatir. “Gwaenchana” jawabku. “mmm, Nindya-ah, Jongwoon-ssi ada di”
omongannya aku sela. “Ne, aku dijodohkan dengannya” jawabku dengan air mata
yang tak bisa ditahan. “Mwo ? Seharusnya kau senang, don’t be cry chagiya”
katanya sambil mengusap air mataku. “Aku tak tahu mengapa ini terjadi, yang
jelas, rasa sakit ini begitu besar. Menutupi semua rasa sayangku padanya.
Apakah dia tak pernah merasakan, sebesar apa pengorbananku ? Menunggunya,
menunggu, dan terus menunggu. Aku lelah Kyu-ah. Selama 6 tahun terkhir aku rela
mengorbankan diriku hanya demi dirinya. Apakah ia melihatku ? Tidak Kyu-ah. Aku
ingin hidup bebas, melanjutkan cita-citaku, dan aku ingin membuktikan padanya,
jika aku bukan wanita pengemis, pengemis cintanya” kataku. “Nindya-ah, aku
mengerti” kata Kyu. “Namun, kau harus mencoba menerimanya, mungkin ia menyadari
perasaanya” lanjutnya. “mmm, mianhae Nindya, aku harus daftar ke kampus,
annyeong” kata Kyuhyun. “Annyeong” kataku lemah.
Setelah kepegian Kyuhyun, seseorang masuk ke dalam
ruanganku. “Nindya-ssi, kau sudah sadar ?” tanyanya. Aku tetap terdiam, rasa
sakit ini begitu mendominasi dalam diriku. “Nindya-ssi, mianhae jika ini
salahku, aku benar-benar minta maaf” katanya. “Sudahlah, aku lelah ingin tidur”
kataku.
---
Kubuka mataku, kulihat sesorang tertidur sambil memegang
tanganku. “umh, kau sudah bangun nindya-ssi ?” kata Jongwoon. “Apa aku
membangunkanmu ? Mianhae” kataku. “Gwaenchana” katanya. “Lebih baik kau tidur,
aku akan ke toilet sebentar” kataku. “Changkaman, biar kubantu” katanya. Ia
membantu memapahku menuju toilet.
“Jongwoon-ssi mianhae aku telah menamparmu” kataku.
“Gwaenchana” katanya. “What time is it ?” tanyaku. “Jam 8 malam” jawabnya. “Aku
ingin pulang” pintaku. “Andwae” jawabnya tegas. “Jebalyo” pintaku. “Mmmm,
Arasseo” katanya ragu. “Gomapta, Jongwoon-ssi” kataku.
---
“eomma” teriakku. “chagiya, kau sudah sadar ?” tanya eomma.
“Ne, eomma” kataku. “Eomma, siapa yang datang ?” tanyaku. “Tantemu dan Ga yoon”
kata eomma. “Ga yoon? Jinja?”. “Ne” kata eomma. “Aigoo, bogoshipo” kata ku.
“ehm, Jongwoon-ssi, gomapta” kata eomma. “Mari masuk !” kata eomma. “ehm,
anniyo, aku akan pulang, besok pagi aku akan datang kemari” kata Jongwoon.
“annyeong” lanjutnya.
---------------------------------
Jongwoon POV
“annyeong” aku memasuki rumah Nindya. “oh, annyeong” jawab
ahjussi dan ahjuma. “Nindya-ah, come here” teriak ahjussi. “Ne appa” jawab
seseorang. “Mwo ? Jongwoon-ssi, untuk apa kau kemari ?” tanyanya dengan nada
sinis. “Aish chagiya, kau akan menjaga Ga Yoon bersama Jongwoon-ssi, karena
tantemu, appa, dan eomma akan pergi ke busan” kata ahjumma. “Mengapa harus
bersamanya ?” tolaknya. “ssttt, Jongwoon-ssi will you ?” tanya ahjumma. “Ne”
jawabku sambil tersenyum.
“Ga Yoon” kataku.
“annyeong” jawabnya tersenyum. Sepertinya Ga Yoon berumur 4 tahun-an. “Ga Yoon,
kau bisa memanggilku ahjussi, dan kau memanggilnya ahjumma, ne ?” kataku sambil
menunjuk Nindya yang sedang duduk di depanku dan Ga Yoon. “Ne, allaso ajhussi”
kata Ga Yoon. “Yak, kau Jong Woon-ssi, bisakah kau mengajarkan seorang balita,
aku belum setua itu” bentak Nindya. “Wae ? apakah aku salah ? Sebentar lagi
kita akan menikah” kataku. Kulihat wajah kesalnya, aigoo kyeopta, mengapa aku
tidak sadar sedari dulu ? “Cukup, aku muak dengan kata-kata itu” katanya
membentak. “aigoo, ahjussi, ahjumma, jangan beltengkal” kata Ga Yoon. “Jika
eomma dan appa beltengkal, akhilnya meleka akan popo, jadi sekalang ahjumma dan
ahjussi popo” kata Ga Yoon. “MWO ?” teriak kami bersama. “Jebal” kata Ga Yoon.
“ne, arasseo” kata ku. Aku mendekat ke arah Nindya. “Kalau kau mencium bibirku, mati kau” katanya berbisik. ~~CHU~~
aku mencium pipinya. Omona pipinya langsung memerah. “Yeah, pipi ahjumma melah”
kata Ga Yoon. Kulihat wajah malunya. “Cukup, aku mau makan. Ga Yoon, mau makan
?” tanya Nindya. “Ne, tapi aku ingin makan, masakan ahjussi” Kata Ga Yoon. “Mwo
?” teriakku. “Andwae” kataku lagi. “Jebal ahjussi” kata Ga Yoon memohon. “mmm,
ne” jawabku terpaksa. Kulihat tawa bahagia pada diri Nindya.
“Aish, jinja” gerutuku di depan dapur. “Jika kau tak bisa,
minta bantuan lah padaku” kata seseorang disampingku. “Yak Jongwon paboya,
jangan memasukan garamnya terlalu banyak” “Yak, paboya, kau salah memotongnya”
“Cepat panaskan minyaknya” “Yak sedikit-sedikit menuangkannya” banyak sekali
omelan yang dilontarkan Nindya. “Cha selesai” kami pun tersenyum. “Bagaimana Ga
Yoon ?” tanya ku. “Mashita” jawab Ga Yoon.
Nindya POV
Aku membiarkan Jongwoon dan Ga Yoon bermain dikamarku.
Sampai aku tak mendengar suara mereka. Kulihat Jongwoon tertidur damai sambil
memeluk Ga Yoon. Saat melihat mereka, aku merasakan sebuah perasaan, perasaan
damai, tenang dan bibirku tak berhenti untuk tersenyum. Namun seketika,
perasaan sakit itu muncul kembali. Ku kecup kening Jongwoon “mianhae aku tak
bisa mencintaimu” gumamku pelan.
------------------------------
Sudah ku katakan, dunia itu sempit. Aku, Jongwoon, dan
Kyuhyun satu kampus. Parahnya, aku dan Kyuhyun satu kelas, karena kami
mengambil Jurusan Biologi. Sedangkan Jong Woon, ia mengambil Jurusan music.
“Chagiya” teriak Kyuhyun. “aish, nama panggilan itu tak pernah lepas dari
mulutmu” kataku. “Apa peduliku, kau yeojaku” kata Kyuhyun. “Mwo ?? Ne, aku
yeoja mu, Saranghaeyo” kataku sambil membentuk tanda cinta. “Nado saranghaeyo
chagiya hahahah” Kyuhyun tertawa. Aku dan Kyuhyun mengeliling kampus baru kami.
“Nindya-ah” nadanya mulai serius. “hmmm” kataku. “Apakah kau masih menutup
hatimu untuk Jongwoon ? Ku lihat dia begitu sayang kepadamu” kata Kyuhyun.
“Sudah kukatakan, rasa sakit ini begitu mendominasi. Mohon jangan mengungkit
hal ini lagi” kataku. “Ne, tapi…” kata Kyuhyun terputus. “Tak ada tapi-tapian,
keputusanku telah bulat” kataku tegas.
------------------------------
5 bulan kemudian
Kami melangsungkan acara pernikahan. “Silahkan kalian
mencium pasangannya” ucap pendeta. ~~CHU~~ Jongwoon hanya mencium pipiku. Kami
pun sampai di apartemen kami, pemberian kedua orang tua kami. “Jongwoon-ssi,
mengapa kamarnya hanya satu ?” tanyaku. “Itu berarti kita ditakdirkan untuk
bersama” katanya santai. “Yak, aku muak” bentak ku.
---
“Makanan telah siap, aku akan berangkat ke kampus” kataku
kepada Jong Woon. “Changkaman, aku belum mandi” katanya. “Aku akan terlambat”
kataku keluar dari apartement.
Jongwoon POV
Aku mengikuti Nindya. Ternyata ia bertemu dengan Kyuhyun di
taman. “Kyu-ah” kata Nindya. “Wae chagiya ?” jawab Kyuhyun. MWO ? CHAGI ?? Aish
namja itu benar-benar. Dia adalah istriku, hanya aku yang boleh memanggilnya
dengan sebutan itu. “Apakah keputusanku salah ? apakah aku harus menyayanginya
lagi seperti dahulu kala ? Aku lelah kyuhyun, meski pun sekarang dia sedikit
menyukaiku, tapi aku tidak mejamin jika dia akan menyayangiku sama seperti aku
menyayanginya. Dia tidak tahu seberapa besar pengorbananku, bahkan dahulu, saat
aku memberikan jam tangan sebagai hadiah ulangtahunnya, ia malah melempar jam
tangan itu, sakit, kyu-ah sakit. Saat dia bersama yeoja lain, saat dia acuh
terhadapku, sakit kyu-ah. Aku tak mau merasakannya lagi. Cukup saat itu aku
melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku, yaitu menyayanginya” Kata Nindya
dengan tangisan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. “Sudah chagi, jangan
mengotori wajahmu dengan tangisan ini” kata Kyuhyun sambil menghapus air mata
di wajah Nindya. Seharusnya aku yang ada di posisi tersebut, bukan Kyuhyun, aku
adalah suaminya, dan aku berhak atas itu. “Kau masih ingat, saat itu aku pernah
bilang kepadamu, ‘kalau kau ingin menangis jangan sungkan-sungkan datang
kepadaku. Dengan senang hati aku akan menerima setiap keluh kesahmu, bahkan
tangisanmu aku akan ku terima’, jadi datanglah kepadaku jika kau ingin
menangis, sekarang keep smile my dear, saranghaeyo” kata Kyuhyun memberi
semangat kepada Nindya. “Aku tak bisa tersenyum lagi, tetapi karena kau, aku
dapat tersenyum, gomawo my chingu” kata Nindya. ~~CHU~~ ia mencium pipi
Kyuhyun. Mwo ?? Apa-apaan dia mencium pipi Kyuhyun ? Sabar Jongwoon, kau harus
sabar, semua memerlukan proses, suatu saat Nindya akan jatuh cinta kepadamu
Jongwoon, Hwaiting !! gumamku dalam hati.
---
Sudah jam 11 malam, tetapi my anae belum pulang. Aish,
apakah Kyuhyun menculiknya ? Andwae !! Brakk pintu rumah terbuka, Nindya masuk
kedalam rumah dan ia langsung masuk ke dalam kamar. Ku ikuti dia menuju kamar,
namun ia langsung tidur di atas kasur. Ku lihat matanya sembab, mungkin karena
tangisannya tadi. “Nindya-ah mianhae” kataku. Ku kecup dahinya, dan aku pun
langsung berbaring disampingnya sambil memeluknya.
Nindya POV
Ku buka mataku, namun badan ini sulit untuk digerakan karena
ada sesuatu yang menghalangi. Kulihat orang disampingku yang sedang memeluk-ku.
Omona!! Jongwoon memeluk-ku ? Apakah ini mimpi ? Namun perasaan sakit itu
muncul kembali. “Yak, Jongwoon-ssi apa-apaan kau memelukku, ireona !!”
bentakku. “Waeyo ? Aku nampyeonmu” katanya sambil melepas
pelukannya. “Kau hampir memperkosaku” bantakku. “Mwo ? Aish Jinja” katanya.
“Nindya-ya, kau mau ikut camping ?” tanya Jongwoon. “Pasti” jawabku santai.
---
Aku segera menyiapkan berang-barang untuk kemah. Ku lihat
Jongwoon pun ikut menyiapkan barang-barang untuknya. Oh ya, hari ini kampusku
mengadakan acara kemah bagi mahasiwa-mahasiswinya.
------------------------------------------
Jongwoon POV
Kami telah sampai di hutan tempat kami berkemah. Kami pun
langsung mendirikan tenda. Ku lihat anae-ku kesulitan saat membangun tenda.
Saat aku akan menghampiri, “Nindya-ah, aku bantu” kata Kyuhyun menghampirinya
terlebih dahulu. Wae ? Mengapa harus Kyuhyun ? Im really envious. Nindya
terlihat sangat senang, mereka berudua membangun tenda dengan canda dan tawa.
Nindya POV
Cuaca malam ini sangat dingin, jaketku tak mampu untuk
menahan hawa dingin ini. “Nindya-ah” kata Kyuhyun yang langsung duduk
disampingku. “Kau terlihat kedinginan” ia langsung melepas jaket yang
digunakan, dan memakaikannya di tubuhku. “Bagaimana ?” tanyanya. “Hangat,
gomawo. Kau tak kedinginan ?” tanyaku. “Aniya, tubuhku kuat untuk menahan hawa
dingin ini” kata Kyuhyun yang dilanjut dengan tawa diantara kami. “mmm,
Nindya-ah, apakah nampyeon mu tidak cemburu melihat kedekatan kita ?” tanya
Kyuhyun. “Lalu apa peduliku terhadap namja brengsek itu ?” kataku
meninggalkannya.
Jongwoon POV
“Saatnya penjelajahan” teriak sang ketua. Kami bergegas
berkumpul, kulihat anae-ku sedang berdiri diantara rombongan yeoja tersebut. Ia
mengenakan jaket yang bukan miliknya, apakah itu jaket Kyuhyun ? Aku
mengingat-ingatnya. Ya, itu jaket Kyuhyun. Seketika wajahku langsung memanas.
Apakah mereka ada hubungan ? Sakit, rasanya sakit, namun mungkin rasa sakit ini
tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Nindya.
Setelah lama menjelajah, Kyuhyun datang mengahmpiriku.
“Jongwoon-ssi gawat” Kata Kyuhyun dengan nada panik. “Wae?” tanyaku dengan nada
panik juga. “Nindya hilang” kata Kyuhyun. “Mwo ?? Aish, mengapa kau tak
menjaganya ?” bentakku dengan nada emosi. “Mianhae” jawabnya. “Kajja, cepat
cari dia” kataku.
“Nindya-ah” teriakku. “Chagiya” teriak Kyuhyun. “Mwo ? apa
kau bilang ?” bentakku. “Mianhae, aku dan dia anak theater saat SHS, so kita
harus membentuk chemistry antara kami” katanya. “Cepat cari dia, jika istriku
tidak ditemukan, kau akan mati Kyuhyun-ah” kataku. Kudengar ada suara yeoja
yang sedang meminta tolong. Aku segera mengahampiri asal suara tersebut.
“Nindya-ah” kataku panik.Kulihat istriku tersangkut di tebing. “Pengang
tanganku” kataku. “Aku sudah tidak kuat Jongwoon-ssi, batang kayu ini
sepertinya tidak kuat menahan beban tubuhku” katanya dengan nada lemas. “Kajja,
pegang tanganku” kataku. Kyuhyun yang ada disampingku pun ikut mengulurkan
tangannya. Namun, Srekkk hati ini terasa sakit, menyadari kenyataan bahawa
Nindya lebih percaya pada Kyuhyun dan memilih tangan Kyuhyun sebagai pegangannya.
“Gwaenchana?” tanyaku kepada istriku. “Aniya, Kyuhyun gomawo” ia pun langsung
memeluk Kyuhyun dihadapanku. Hati ini serasa disayat-sayat, aku tak tahan
melihat ini, ku putuskan untuk meninggalkan mereka.
--------------------------------
Nindya POV
Aku membantu kyuhyun mengampil air di sungai. Setelah sampai
di depan tenda, Kyuhyun melemparkan sedikit air ke bajuku. “Yak Cho Kyuhyun”
aku pun membalasnya, sampai baju yang aku pakai basah kuyup. “Cukup Kyuhyun-ah”
kataku sambil menutup mataku karena takut terkena air. “Andwae, permainan belum
selesai” kata Kyuhyun. “Yak, Kyu, uwaaaaaaa” Brukkk, aku jatuh tepat diatas
tubuhnya.
Jongwoon POV
Istriku sedang bermain air dengan Kyuhyun, yak apakah ini
wujud pembalasan dendammu Nindya Park ? Tiba-tiba Brukkk Ia terjatuh tepat
diatas Kyuhyun. Cukup aku sudah tak tahan, dia istriku, aku yang pantas
memilikiya, bukan Cho Kyuhyun, bukan juga namja lain. Aku langsung menghampiri
mereka yang belum sadarkan diri “Nindya Park ikut aku” bentak ku. Aku langsung
menariknya, mianhae gumamku dalam hati. “Yak, Jongwoon-ssi apa yang kau
lakukan? Kau tidak lihat aku sedang berasama Kyuhyun….” Ia terus berbicara
sampai aku membawanya ke tengah hutan. “Yak, Jongwoon-ssi ini dimana ? Kau mau
menculikku ha ?” bentaknya. “Cukup aku sudah tidak tahan dengan kelakuanmu”
kataku sedikit membentak. “Perlakuan apa ha ? Aku hanya bermmfftthhh” ku
bungkam bibirnya dengan ciumanku. Ku tumpahkan semua perasaanku melalui ciuman
ini. Aku tak memberikan yeoja dihadapanku ini celah untuk bernafas. Aku terus
melumat bibirnya, sampai aku kehabisan nafas, “mianhae” kataku.
Nindya POV
Kelakuan apa ? aku bingung dengan pernyataannya “Peralakuan
apa ha ? Aku hanya bermmfftthhh” ia mencium bibirku, OMO dia telah merebut
first kissku, dasar namja mesum. Ia tak memberikanku akses untuk mengambil
nafas, ciuman ini begitu menuntut. Ia melepaskan tautan antara kami, “mianhae”
ucapanya. Plakk aku menamparnya, “Yak kau Kim Jongwoon, apa yang telah kau
perbuat ha ? Kau gila” bentakku, aku langsung pergi meninggalkannya. Namun,
tangannya menahan ku. “Changkaman” katanya. “Wae ?” bentakku. “Dengarkan aku,
cukup, aku sudah tidak tahan dengan kelakuanmu. Apa kah kau tidak merasakan apa
yang aku rasakan saat aku melihatmu berdua dengan namja lain ? Saat kau lebih
mempercai Kyuhyun sebagai penyelamatmu saat kau jatuh dari jurang ? Saat kau
mengenakan jaket Kyuhyun ? Sakit Nindya-ah, kau tak tahu apa yang aku rasakan.
Mungkin rasa sakit yang aku rasakan belum seberapa besar dengan rasa sakit yang
kamu rasakan. Tapi coba untuk dimengerti, kau adalah isrtiku, hanya aku yang
harus ada di sisimu, saat kau bahagia, sedih, sakit, sehat, atau apapun.
Nindya-ah, bisakah kau membuka hatimu lagi untukku ? Aku sungguh menyesal
dengan apa yang aku perbuat selama 6 tahun terakhir. Mianhae aku tak pernah
melihatmu, mianhae karena aku membuang jamtangan
pemberianmu, mianhae karena saat itu aku lebih memilih Yuri dibandingkanmu,
mianhae karena aku nilai-nilaimu menjadi buruk, mianhae karena aku telah
membuatmu banyak mengeluarkan air mata, mianhae karena perasaanmu selama 6
tahun belum pernah aku balas, mungkin ini belum terlambat untuk membalas
perasaanmu. Nindya-ah jebal, bukalah hatimu untukku. Nindya-ah saranghaeyo, aku
janji tak akan menyia-nyiakanmu lagi.” ucapnya. Aku tak kuasa menahan airmataku
saat kudengar pernyataanya tadi. Apakah saat ini aku harus membuka hatiku ? ya,
aku tak melihat kebohongan dari sorot matanya. Aku putuskan untuk membuka
hatiku untuknya. “Nindya-ah, apakah kau akan terus menutup hatimu ? jawab aku
Nindya-ah, jebal” dia memohon. ~~CHU~~ aku mengecup bibirnya, namun sial
tangannya menahan tengkuk-ku, ia terus melumat bibirku. Kali ini berbeda,
ciumannya sangat lembut. Aku pun membalas ciumannya. Kami terus menumpahkan
rasa rindu, sayang, dan cinta kami lewat ciuman ini. “nnghh” aku melepas
ciumanku karena aku kehabisan nafas. “Yak, kau mau membunuhku Jongwoon-ah”
kataku. “hahaha, mianhae chagiya” katanya. “Kajja, kita ke tenda” ajakku.
“Changkaman” ia menahanku lagi. “Apakah kau memiliki hubungan dengan Kyuhyun ?”
tanyanya. “Mwo ? Kyuhyun ? Aish, kyu adalah sahabatku, mana mungkin dia
memiliki hubungan denganku” jawabku santai. “Lalu, mengapa kau menciumnya ?
Mengapa dia memanggilmu dengan sebutan chagi ?” tanyanya lagi. “Oh, karena dia
mampu membuatku tersenyum. Tapi sekarang, kau harus membuatku tersenyum,
arasseo ? mmm, karena kami anak theater dan kami harus membangun chemistry
antara kami” jawabku lagi. “Ne, araseo, aku akan membuat mu tersenyum, dan mmmm
mianhae karena aku selalu mebuatmu menangis. Kau bilang pada sahabatmu itu,
jangan memanggilmu dengan sebutan chagi, hanya aku yang boleh memanggilmu
dengan sebutan itu. mmmm, tunggu. Dia boleh memanggilmu chagi, aku akan
memanggilmu nona kim, arasseo ?” katanya. “Mwo ? Nona Kim ? Itu lebih baik
dibandingkan dengan sebutan chagiya” aku tersenyum. “Kajja, kita ke tenda”
ajakku. “Changkaman” katanya. Aish apalagi sih yang dia mau. “Apa lagi ? ha”
kataku setengah membentak. “Aish, nona kim, kau galak sekali” katanya. “Cepat
katakan” kataku. “Kisseu, jebal” katanya memohon. “Anniya, dasar kau namja
mesum” kataku, aku segera berlari, namun ia mengejarnya. Greppp aku ditarik ke
dalam pelukannya, dan ~~CHU~~ ia menciumku lagi.
----------------------------------
“Ayolah cepat, kita akan pulang” kata Jongwoon. “Ne, tunggu
sebentar” kataku. Ditengah perjalanan pulang. “Jongwoon-ah, aku lelah” kataku.
“Aish, kau yeoja payah” katanya meremehkan. “Tapi, kau sayang kan pada yeoja
payah ini?” godaku. “Kajja, naik ke punggungku” katanya. “Jinja ? lalu tasmu ?”
tanyaku. “mmm, Kyuhyun-ah come here !!!” Jongwoon-ah memanggil Kyuhyun. “Wae ?”
tanyanya. “Bisakah kau membawaka tasku ? Jebal” pinta Jongwoon. “Andwae” kata
Kuhyun. “Kyuhyun, jebal” aku mulai bersuara. “Ne, arasseo” katanya. “Gomapta”
ucapku dan Jongwoon. “Kajja, naik” kata Jongwoon. Aku pun naik ke punggungnya.
----------------------------------
Jongwoon POV
“Kau lelah ?” tanyaku pada anae ku. “ne” jawabnya. “Kau
lapar ?” tanyanya padaku. “Ne” jawabku. “Kau bersihkan tubuhmu dahulu, aku akan
membuatkan kau makan malam” katanya. “Ne, arasseo. Kau mau ikut mandi bersamaku
? Kajja” godaku. “Andwae” teriaknya dengan pipi bersemu merah. “Jebal, kau tak
ingin membuat little Jongwoon ?” godaku lagi. “Andwae titik” wajah kesalnya
membuat dirinya, omo kyeopta. “Cepat” ia mendorongku menuju kamar mandi,
setelah di depan kamar mandi, aku langsung menariknya masuk ke kamar mandi.
“Yak Jongwoon, apa yang kau lakukan, aku akan memasak” protesnya. “Sudah
kubilang, kita mandi bersama” kataku. “Andwae, aku tidak mmpphhh” kubungkam
bibirnya.
Nindya POV
Dia membungkam bibirku dengan ciumannya. Entah mengapa,
ciumannya begitu memabukan bagiku. Aku tak bisa menolaknya, ku balas ciumannya.
“Kau membalasnya nona kim?” ucapnya disela ciuman kami. Tiba-tiba dia
melepaskan ciumannya. “Wae?” kataku. “Diam-diam kau menikmati kisseu ku nona
kim, lihat wajahmu merah seperti buah tomat” ucapnya. Belum sempat aku membalas
omongannya, ia langsung menciumku lagi. “mmphh” aku mendesah saat ciumannya
turun ke bahuku. Ia membuat banyak kissmark disana. “ahh” aku mendesah saat ia
mengelus daerah sensitiveku. Tangannya sudah membuka kemejaku. Sepertinya, kami
akan mandi bersama.
----------------------------
Aku mengerejapkan mataku, kulihat nampyeonku sedang tertidur
damai sambil memelukku. Apakah kejadian semalam, adalah mimipi ? Kubuka
badcover yang menutupi tubuhku, OMONA !!! kejadian malam tadi adalah nyata. Kuangkat tangan nampyeonku secara
perlahan, dan kugerakan kakiku, "aww" selangkanganku terasa sakit
akibat kejadian malam tadi. Ketika aku akan bangun, “Uwaaaaaaaa” seseorang
menarikku hingga aku jatuh tepat diatas tubuhnya. “Yak, apa-apaan kau Kim Jong
Woon ?” teriakku. “Morning kiss” pintanya genit. “Aish, tidak cukup tadi malam
kau memperkosaku? Dasar namja mesum!!” kataku. “Mwo ? Memperkosa ? Itu adalah
kewajibanku sebagai nampyeonmu, cepat morning kiss” pintanya. ~~CHU~~ aku
mengecupnya, namun sial, tangannya selalu menahan tengkuk-ku. Ia melumat
bibirku secara perlahan. “Gomapta nona kim, aku akan mandi dahulu” ucapnya
tersenyum. “Changkaman” teriakku. “Wae ? Apakah kau ingin morning sex terlebih
dahulu ?” godanya. “Aish, biarkan aku terlebih dahulu yang mandi” ucapnya. “Wae
? Apakah kau malu ? Aish, aku telah melihat semuanya, tak usah malu” katanya. “Menyebalkan” Aku menutup diriku dengan bad
cover, berjalan menuju kamar mandi.
“Aish, Nindya paboya, mengapa kau lupa membawa handuk,
eotokkhae ?” gumamku pelan. Perlahan aku membuka pintu kamar mandi. “Apakah kau
membutuhkan ini ?” tanya Jongwoon sambil menunjuk handuk yang sedang ia pakai.
“mmmm” aku tak tahu harus berbicara apa, mulutku serasa kaku. “Ambil handuk ini
atau biarkan aku masuk ke dalam, please choose it !!” perintahnya. Aish, aku
tak bisa memilih diantara keduanya. Jika aku mengambil handuk itu, pasti
akan….. andwae. Atau jika aku menyuruhnya masuk pasti akan….andwae. “Mmmm, ne,
kau boleh masuk, tapi ka tidak boleh...”
kata-kataku disela olehnya.
“Gomapta chagi” katanya. Grep ia memelukku dan SKIP.
-----------------------------
Aku memasuki kampusku. “annyeong chagiya” kata kyuhyun.
“aish, annyeong my chingu” kataku. “Ada yang baru saja terjadi ? Mengapa kau
tersenyum sendiri ? Kau seperti yeoja gila. Dan apa it … aigoo apa yang baru
saja Jongwoon perbuat padamu sampai ada bercak merah di bahumu ckckck” kyuhyun
mengodaku. “Aish, kyuhyun paboya, kajja masuk ke kelas” ajakku untuk
mengalihkan pembicaraan.
---
Setelah pulang kuliah Jongwoon mengajakku ke namsan tower.
“mianhae” katanya. “untuk ?” aku penasaran. “Aku banyak mengecewakanmu, aku
tidak bisa menjadi suami yang baik untukmu, satu pertanyaan, apakah kau masih
menutup hatimu ?” dia bertanya. “Aigoo, apakah kau tidak merasakan jika aku
telah membuka hatiku, saat kau menyentuhku aku membiarkannya karena aku tahu
jika aku milikmu, saat kau menciumku, apakah kau tidak merasakannya ? Apakah kau masih ragu terhadap perasaanku ? ”
aku balik bertanya. “Anniya, aku percaya padamu, saranghaeyo” ucapnya. “Nado
saranghaeyo” ucapku. Ia menyondongkan wajahnya ke wajahku, “Changkaman” kataku.
“Jangan membuat tanda lagi di bahuku” ucapku. “Wae ?” tanyanya. “Kyuhyun
melihatnya” ucapku sambil menunduk. “Aigoo, kyeopta Nindya-ya, ne arasseo aku
tak akan memuat tanda di bahumu, tetapi aku akan membuat tanda di sekujur
tubuhmu” ucapnya. “Mwo ? And mppttthhh” ia langsung membukam mulutku dengan
ciumannya.
FIN